Kenapa Pesepak Bola Bisa Kecanduan Judi Online

Bagaimana Bisa Peseapak Bola Kecanduan Judi Onlien – Insiden pesepakbola  Italia dan Inggris menunjukkan betapa berbahayanya pemain profesional memasuki dunia perjudian. Kecanduan judi online atau taruhan tidak menjadi masalah dalam masyarakat sosial Eropa, terdapat peraturan yang membatasinya bagi profesional tertentu seperti atlet.

Atlet tidak boleh bertaruh pada acara olahraga, yang merupakan sumber pendapatan utama mereka. Padahal, peluang bermain sudah menjadi salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari para Pemain Sepak Bola. Di beberapa negara, terutama Inggris, klub dan kompetisi menerima dukungan finansial yang signifikan dari bandar taruhan.

Selain itu, psikologi atlet yang terbiasa dengan suasana kompetitif, berani menghadapi tantangan dan risiko, membuat mereka sangat rentan mengalami kecanduan judi. Mereka pada dasarnya kompetitif. Bermain dengan teman meningkatkan risiko.

Ketika sebuah tim memiliki budaya perjudian, hal itu  merugikan para pemainnya, kata Kieran Murray, penulis Predictors of Adverse Gambling Behavior in Elite Athletes (2023), kepada The Guardian. BBC Sebuah studi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Sosial Nasional Inggris, Gambling Among Athletes (2020).

Menemukan bahwa atlet lebih terbuka terhadap perjudian dibandingkan masyarakat umum. Sekitar 39 persen reporter olahraga  berisiko mengalami kecanduan judi. Sementara itu, hanya 18% masyarakat umum yang kemungkinan mempunyai masalah perjudian. Sulit bagi para atlet, khususnya pesepakbola.

Untuk melepaskan diri dari budaya permainan yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Eropa. Misalnya, bertaruh pada pacuan kuda dapat menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat kelas atas Inggris. Alhasil, terjadi standar ganda dalam menangani gameplay. Para pemain menghadapi hukuman berat sementara klub dan penyelenggara kompetisi mendapatkan banyak uang.

Dengan bertaruh melalui kesepakatan sponsorship. Pelarangan pemain untuk mengikuti  taruhan sepak bola, khususnya taruhan online, disebabkan oleh keterlibatan pemain  dalam pengaturan pertandingan ilegal. Dengan bertaruh pada permainan timnya, pemain dapat menyesuaikan performanya sesuai dengan taruhan yang dilakukan.

Pesepak Bola Kecanduan Bermain Judi Online

Kekhawatiran pengaturan pertandingan inilah yang akan membuat Toney, Fagiolo dan mungkin tonal absen untuk waktu yang lama. Mereka masih bisa berlatih, tapi tidak bisa mengikuti pertandingan.  Selain menjauhi sepak bola, hukuman ini juga mencakup dukungan psikologis untuk membantu mereka mengatasi kecanduan judi.

Tentu saja tidak hanya pertandingan sepak bola saja, tetapi juga  perjudian di kasino atau  olahraga lainnya.  James Grimes, pendiri Big Step, yang aktif mengkampanyekan pelarangan iklan perjudian di sepak bola, menganggap hukuman terhadap pemain sepak bola akibat skandal perjudian adalah tindakan munafik. 

Para pemain ini dipaksa untuk bertindak sebagai papan reklame  kasino online, tetapi kehilangan pekerjaan jika menggunakan produk tersebut. Itu tidak masuk akal, kata Grimes kepada BBC. Besarnya jumlah uang di rumah judi menjadi perhatian banyak pihak di Inggris.

FA juga telah menerbitkan aturan bahwa perusahaan game tidak lagi memakai kaos tim. Dimulai pada musim 2026-2027. Sepak bola adalah olahraga yang hebat dan permainan keluarga, namun dicemari oleh perusahaan-perusahaan game. Sekarang adalah waktunya untuk mengambil kebijakan serius untuk melarang nasib buruk dari permainan ini. Seperti rokok di Formula 1, kata mantan kiper Inggris Peter Shilton. menurut Financial Times.  Berbeda dengan Inggris, Italia telah melarang sponsorship perjudian sejak 2019. Menurut SportPesa, Torino  menjadi tim terakhir yang didukung perusahaan perjudian pada musim 2018-2019.  Dalam kondisi seperti itu, sulit bagi para pemain, klub, dan pesepakbola untuk menghilangkan Kecanduan Judi uang mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *